10 Hewan Langka di Indonesia
Indonesia terkenal dengan kekayaan flora dan fauna. Termasuk
flora dan fauna langka juga terdapat di Indonesia. Masalah Ekonomi menjadi alasan klasik di negara-negara berkembang untuk melakukan perburuan hewan-hewan langka. Di pasar luar negeri atau biasanya di "pasar gelap", harga
jual hewan-hewan ini menggiurkan para pemburu. Untuk itulah Indonesia
membuat suatu undang-undang yang mengatur hewan langka yang dilindungi di Indonesia.
Berikut adalah 10 Hewan Langka Asli Indonesia dan
penjelasannya.
1.
Orang Utan
“Orang Utan" diambil
dari kata dalam bahasa melayu, yaitu
'orang' yang berarti manusia dan 'utan' yang berarti hutan. Orang utan mencakup
dua sub-spesies, yaitu orang utan sumatera (Pongo
abelii) dan orang utan kalimantan (borneo) (Pongo pygmaeus). Yang unik adalah orang utan
memiliki kekerabatan dekat dengan manusia pada tingkat kingdom animalia, dimana orang
utan memiliki tingkat kesamaan DNA sebesar
96.4%.Orang Utan (latin : Pongo Pygmaeus)
Ciri
khas hewan langka ini ialah mempunyai rambut yang begitu panjang dibandingkan
jenis kera lain. Buah-buahan adalah makanan utama dan juga kesukaannya. Di
indonesia, wilayah penyebarannya adalah dataran rendah juga hutan hujan tropis
di pulau Kalimantan. Berat orangutan jantan sekitar 50-90 kg,
sedangkan orangutan betina beratnya sekitar 30-50 kg. Telapak tangan mereka
mempunyai 4 jari-jari panjang ditambah 1 ibu jari. Telapak kaki mereka juga memiliki
susunan jari-jemari yang sangat mirip dengan manusia. Orangutan masih termasuk
dalam spesies kera besar seperti gorila dan simpanse. Golongan
kera besar masuk dalam klasifikasi mammalia, memiliki ukuran otak yang besar, mata yang
mengarah kedepan, dan tangan yang dapat melakukan genggaman.
Gambar : Orang Utan
Badak jawa atau Badak bercula-satu kecil (Rhinoceros
sondaicus) adalah anggota famili Rhinocerotidae dan satu dari lima badak yang
masih ada. Badak ini masuk ke genus yang sama dengan badak india dan memiliki kulit
bermosaik yang menyerupai baju baja. Badak ini memiliki panjang 3,1–3,2 m dan
tinggi 1,4–1,7 m. Badak ini lebih kecil daripada badak india dan lebih dekat
dalam besar tubuh dengan badak hitam.
Ukuran culanya biasanya lebih sedikit daripada 20 cm, lebih kecil daripada cula
spesies badak lainnya.Badak Bercula Satu (latin : Rhinoceras Sundaicus) Adalah
salah satu hewan langka khas indonesia. Walau sekarang sudah tidak banyak,
hanya sekitar 50 ekor saja dapat ditemukan di hutan ujung kulon. Merupakan
hewan herbivora pemakan daun-daunan. Badak Bercula Satu (Rhinoceras Sundaicus) WWF Indonesia
mengusahakan untuk mengembangkan kedua bagi badak jawa karena jika terjadi
serangan penyakit atau bencana alam seperti tsunami,
letusan gunung berapi Krakatau dan gempa bumi,
populasi badak jawa akan langsung punah. Selain
itu, karena invasi langkap (arenga)
dan kompetisi dengan banteng untuk ruang dan sumber, maka populasinya semakin
terdesak. Kawasan yang
diidentifikasikan aman dan relatif dekat adalah Taman
Nasional Halimun di Gunung Salak, Jawa Barat yang pernah menjadi
habitat badak Jawa.
Gambar: Badak bercula satu
Musang Congkok (latin : Prionodon Linsang) Dengan berat mencapai
5 kg dan mempunyai panjang sekitar 71 cm hewan ini cukup gesit untuk memanjat
pepohonan. Di temukan di wilayah pegunungan Aceh dan Sumatera Barat. Mamalia
kecil dan beberapa jenis serangga adalah makanan kesukaannya.
Gambar: Musang Cangkok (Prionodon Linsang)
4.
Singapuar
Hewan manis ini bernama Singapuar (latin : Tarsius Bancanus) Dijuluki
sebagai primata terkecil di dunia. Mempunyai berat tubuh antara 80 – 140 gram
dan panjang cuma 12 – 15 cm cukup layak bila disebut primata terkecil. Walaupun
mempunyai sepasang mata yang besar yang ukurannya melebihi volume otaknya tapi
hanya dapat digunakan pada malam hari saja. Mirip dengan burung hantu.
Kepulauan Riau, kepulauan kalimantan dan sumatera bagian selatan juga tenggara
adalah habitat aslinya.
Gambar: Singapuar
(Tarsius Bancanus)
Ikan Lopis merupakan jenis ikan sungai yang
tergolong dalam suku Notopteridae (ikan berpunggung
pisau). Ikan ini lebih populer dengan nama ikan belida/belido, yang diambil dari nama salah satu sungai di Sumatera Selatan yang menjadi
habitatnya. Orang Banjar menyebutnya ikan pipih. Jenis ini dapat ditemui di Sumatra,Kalimantan, Jawa,
dan Semenanjung Malaya,
meskipun sekarang sudah sulit ditangkap karena rusaknya mutu sungai dan
penangkapan. Ikan ini merupakan bahan baku untuk sejenis kerupuk khas dari Palembang yang dikenal sebagai kemplang.
Dulu lopis juga dipakai untuk pembuatan pempek namun sekarang
diganti dengantenggiri. Tampilannya yang unik juga membuatnya dipelihara di akuarium sebagai ikan hias. Karena berpotensi ekonomi
dan terancam punah, lembaga penelitian berusaha menyusun teknologi budidayanya.
Hingga 2005, Balai Budidaya Air
Tawar Mandiangin,
di Kalimantan Selatan telah mencoba
membudidayakan, menangkarkan serta memperbanyak benih ikan belida.
Ikan Belida (latin: Notopetrus Chitala) Dengan panjang tubuh mencapai 87, 5 cm
dan berat tubuh dapat mencapai 1 kg, cukup besar untuk ukuran ikan air tawar.
Bentuk tubuhnya seperti pisau dan makanan kesukaannya adalah ikan-ikan kecil
juga udang. Perairan air tawar di wilayah jawa dan kalimantan merupakan habitat
aslinya.
Gambar: Ikan Lopis /
Ikan Belida (Notopetrus Chitala)
Harimau Sumatera (Panthera tigris
sumatrae) adalah subspesies harimau yang habitat aslinya di pulau Sumatera, merupakan satu dari
enam subspesies harimau yang masih bertahan hidup hingga saat ini dan termasuk
dalam klasifikasi satwa kritis yang terancam punah (critically endangered)
dalam daftar merah spesies terancam yang dirilis Lembaga Konservasi Dunia IUCN. Populasi liar diperkirakan antara
400-500 ekor, terutama hidup di taman-taman nasional di Sumatera. Uji genetik mutakhir
telah mengungkapkan tanda-tanda genetik yang unik, yang menandakan bahwa
subspesies ini mungkin berkembang menjadi spesies terpisah, bila berhasil
lestari.
Penghancuran habitat
merupakan ancaman terbesar terhadap populasi saat ini. Pembalakan tetap
berlangsung bahkan di taman nasional yang seharusnya dilindungi. Tercatat 66
ekor harimau terbunuh antara tahun 1998 dan 2000. Harimau Sumatera ( latin : Panthera Tigris
Sumatrae) Memprihatinkan karena jumlah semua harimau sumatera hanya tinggal
sekitar 500 ekor. Penebangan hutan yang serampangan dan perburuan liar dituding
sebagai penyebab langkanya harimau ini. Hanya terdapat di hutan sumatera.
Gambar: Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae)
7.
Anoa
Anoa adalah hewan khas Sulawesi. Ada dua spesies anoa yaitu: Anoa Pegunungan (Bubalus quarlesi) dan Anoa Dataran Rendah (Bubalus depressicornis). Keduanya tinggal dalam
hutan yang tidak dijamah manusia. Penampilan mereka mirip dengan kerbau dan memiliki berat 150-300 kg. Anak anoa akan dilahirkan
sekali setahun. Sekilas lebih
mirip kambing dengan ukuran yang besar. Yang membedakan dengan kambing selain
ukuran tubuhnya yang besar adalah adanya tanduk runcing yang mencapai 30 cm
panjangnya. Adalah termasuk mamalia yang mempunyai kuku genap.
Kedua spesies tersebut
dapat ditemukan di Sulawesi, Indonesia. Sejak tahun 1960-an
berada dalam status terancam punah. Diperkirakan saat ini terdapat kurang dari
5000 ekor yang masih bertahan hidup. Anoa sering diburu untuk diambil kulitnya,
tanduknya dan dagingnya.
Anoa Pegunungan juga
dikenal dengan nama Mountain Anoa, Anoa de Montana, Anoa de Quarle, Anoa des
Montagnes, dan Quarle's Anoa. Sedangkan Anoa Dataran Rendah juga dikenal dengan
nama Lowland Anoa, Anoa de Ilanura, atau Anoa des Plaines.
Gambar: Anoa
8.
Elang Jawa ( latin : Spizaetus Bartelsi)
Elang yang bertubuh
sedang sampai besar, langsing, dengan panjang tubuh antara 60-70 cm (dari ujung paruh hingga ujung ekor).
Kepala berwarna coklat
kemerahan (kadru), dengan jambul yang tinggi menonjol (2-4 bulu, panjang hingga
12 cm) dan tengkuk yang coklat kekuningan (kadang nampak keemasan bila terkena
sinar matahari). Jambul hitam dengan ujung putih; mahkota dan kumis berwarna
hitam, sedangkan punggung dan sayap coklat gelap. Kerongkongan keputihan dengan
garis (sebetulnya garis-garis) hitam membujur di tengahnya. Ke bawah, ke arah
dada, coret-coret hitam menyebar di atas warna kuning kecoklatan pucat, yang
pada akhirnya di sebelah bawah lagi berubah menjadi pola garis (coret-coret)
rapat melintang merah sawomatang sampai kecoklatan di atas warna pucat
keputihan bulu-bulu perut dan kaki. Bulu pada kaki menutup tungkai hingga dekat
ke pangkal jari. Ekor kecoklatan dengan empat garis gelap dan lebar melintang
yang nampak jelas di sisi bawah, ujung ekor bergaris putih tipis. Betina
berwarna serupa, sedikit lebih besar.
Iris mata kuning atau
kecoklatan; paruh kehitaman; sera (daging di pangkal paruh) kekuningan; kaki
(jari) kekuningan. Burung muda dengan kepala, leher dan sisi bawah tubuh
berwarna coklat kayu manis terang, tanpa coretan atau garis-garis.
Ketika terbang, elang
Jawa serupa dengan elang brontok (Nisaetus cirrhatus) bentuk terang, namun cenderung
nampak lebih kecoklatan, dengan perut terlihat lebih gelap, serta berukuran
sedikit lebih kecil.
Bunyi nyaring tinggi,
berulang-ulang, klii-iiw atau ii-iiiw,
bervariasi antara satu hingga tiga suku kata. Atau bunyi bernada tinggi dan
cepat kli-kli-kli-kli-kli.
Sedikit banyak, suaranya ini mirip dengan suara elang brontok meski
perbedaannya cukup jelas dalam nadanya.
Burung Elang Jawa mempunyai
bentuk yang gagah, sayang populasinya hanya tinggal 250 ekor saja. Tersebar
hampir merata di sekitar hutan di pulau jawa seperti di gunung slamet, gunung
salak, gunung anjasmoro, gunung kawi, taman nasional baluran, taman nasional
alas purwo taman nasional gunung halimun, taman nasional gede pangrango dan
taman nasional muara betiri.
Gambar: Burung Elang Jawa (Spizaetus Bartelsi).
9.
Babirusa (latin : babyrousa babyrussa)
Buah-buahan,
tumbuh-tumbuhan, jamur dan dedaunan merupakan makanan yang biasa disantap
sehari-hari. Mempunyai taring yang mencuat keluar sebagai tameng mata dari duri
dan rotan ketika mereka mencari makan. Habitatnya meliputi pulau sulawesi,
kepulauan maluku dan sekitarnya. Babirusa (Babyrousa BabyrussaBabirusa (Babyrousa babirussa)
hanya terdapat di sekitar Sulawesi, Pulau Togian, Malenge, Sula, Buru dan Maluku. Habitat babirusa banyak ditemukan dihutan hujan tropis. Hewan ini gemar
melahap buah-buahan dan tumbuhan, seperti mangga, jamur dan dedaunan. Mereka hanya berburu
makanan pada malam hari untuk menghindari beberapa binatang buas yang sering
menyerang.
Panjang tubuh babirusa sekitar 87 sampai 106 sentimeter. Tinggi babirusa berkisar pada 65-80 sentimeter dan berat tubuhnya
bisa mencapai 90 kilogram. Meskipun bersifat penyendiri, pada umumnya mereka hidup
berkelompok dengan seekor pejantan yang paling kuat sebagai pemimpinnya.
Binatang yang pemalu ini bisa menjadi buas jika diganggu.
Taringnya panjang mencuat ke atas, berguna melindungi matanya dari duri rotan. Babirusa betina melahirkan satu sampai dua ekor satu kali
melahirkan. Masa kehamilannya berkisar antara 125 hingga 150 hari. Bayi babirusa itu akan disusui selama satu bulan, setelah itu akan mencari makanan sendiri di hutan bebas. Selama setahun babirusa betina hanya melahirkan satu
kali. Usia dewasa seekor babirusa lima hingga 10 bulan, dan dapat bertahan
hingga usia 24 tahun.
Mereka sering diburu penduduk setempat untuk dimangsa atau sengaja dibunuh karena merusak
lahan pertanian danperkebunan. Populasi hewan yang juga memangsa larva ini kian sedikit hingga
termasuk dalam daftar hewan yang dilindungi. Jumlah mereka diperkirakan tinggal
4000 ekor dan hanya terdapat di Indonesia.
Sejak tahun 1996 hewan ini telah masuk dalam kategori langka dan dilindungi oleh IUCN dan CITES. Namun masih sering dijumpai perdagangan daging babirusa di
daerah Sulawesi Utara. Karena itu, pusat
penelitian dan pengembangan biologi LIPI bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat beserta Departemen Kehutanan dan Universitas Sam Ratulangi mengadakan program perlindungan terhadap hewan langka ini.
Perlindungan tersebut meliputi pengawasan habitat babirusa dan membuat taman
perlindungan babirusa di atas tanah seluas 800 hektar.
Gambar: Babi Rusa
10.
Komodo
Komodo atau yang
selengkapnya disebut biawak
komodo (Varanus
komodoensis), adalah spesies kadal terbesar di dunia yang hidup di pulau Komodo,Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara. Biawak ini
oleh penduduk asli pulau Komodo juga disebut dengan nama setempat ora.
Termasuk anggota famili biawak Varanidae, dan klad Toxicofera, komodo merupakan kadal
terbesar di dunia, dengan rata-rata panjang 2-3 m. Ukurannya yang besar ini berhubungan dengan
gejala gigantisme pulau, yakni kecenderungan
meraksasanya tubuh hewan-hewan tertentu yang hidup di pulau kecil terkait
dengan tidak adanya mamalia karnivora di pulau tempat hidup komodo, dan laju metabolisme komodo yang kecil. Karena besar tubuhnya, kadal
ini menduduki posisi predator puncak yang mendominasi ekosistem tempatnya hidup.
Komodo ditemukan oleh
peneliti barat tahun 1910. Tubuhnya yang besar dan reputasinya yang mengerikan
membuat mereka populer di kebun binatang. Habitat komodo di alam bebas telah
menyusut akibat aktivitas manusia dan karenanya IUCN memasukkan komodo sebagai spesies yang rentan terhadap kepunahan. Biawak besar ini kini dilindungi di bawah
peraturan pemerintah Indonesia dan sebuah taman nasional, yaitu Taman Nasional Komodo, didirikan untuk melindungi mereka.
Gambar : Komodo
Supaya anak cucu kita nanti masih bisa melihat secara nyata binatang-binatang tersebut diatas, mari kita tanamkan sejak dini, untuk mencintai dan menyayangi hewan-hewan langka ini. Biarkan mereka hidup bebas dialamnya, dan jangan merusak habitat kehidupan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar